Keenam situs bersejarah itu adalah Sebakas Dusun Tinggi Kecamatan Air Nipis, Raja Khalifa, Puyang Palak Bedah, Kudau Merpalau, Raden Sanaka dan Raden Kuning Kecamatan Kota Manna, kata Kepala Dinas Pariwisata, Budaya dan Perhubungan (Budparhub) Kabupaten Bengkulu Selatan Fauzi, Rabu.
Akibat situs peninggalan sejarah itu tidak tergarap kondisinya sekarang cukup memprihatinkan dan dimakan usia dan ada juga bagian bangunan kunonya yang rusak.
Kondisi ini disebabkan keterbatasan dana yang dimiliki pemerintah daerah, sehingga empat tahun terakhir terus diusulkan belum juga menjadi prioritas.
Usulan renovasi situs itu selalu disampaikan pada pemerintah daerah, namun saat pembahasan KUA/PPAS ditingkat Banggar selalu dicoret, dengan alasan tidak ada dana.
Ia menjelaskan, konon katanya enam legenda itu memiliki sejarah dan arti bagi laju dan perkembangan daerah Bengkulu Selatan yang sebelumnya mencakup Seluma dan Kaur.
Legenda itu, katanya, menceritakan tentang kejadian dimasa lampau sehingga menjadi referensi bagi masyarakat dan siswa sebuah mata pelajaran di sekolah.
Sebelumnya masih ada buku khusus sejarah yang menceritakan tentang latar belakang keenam situs tersebut, tetapi hingga sekarang buku itu tidak diketahui lagi keberadaannya, sulit ditelusuri karena sebagian juru kuncinya sudah meninggal dunia.
Sementara itu, Ketua Bagian anggaran (Banggar) DPRD Bengkulu Selatan Susman Hadi membenarkan usulan penggarapan legenda pada SKPD Disbudparhub belum masuk nominasi prioritas.
Kondisi itu disebabkan terbatasnya anggaran dana, sedangkan kebutuhan yang lebih mendesak cukup banyak, terutama dalam mensejahterakan masyarakat di berbagai sektor.
Sektor menjadi prioritas antara lain sarana prasarana pertanian dan perkebunan sebagai mata pencaharian masyarakat melalui pembangunan dan perbaikan jaringan irigasi pertanian.
Bila sarana jaringan irigasi sudah mantap warga yang sebagian besar berprofesi sebagai petani akan lebih nyaman dalam menggarap lahan sawahnya.
Untuk situs budaya dan pelestarian sejarah memang penting, agar mengingatkan generasi muda tidak lupa akan jati dirinya, apalagi didalamnya terkandung nilai pembelajaran hidup yang masih relevan hingga sekarang, tetapi memang dananya sangat minim. "Mudah-mudahan usulan tersebut bisa direalisasikan pada anggaran tahun depan," ujar Susman.
0 komentar:
Post a Comment